Welcome...

um.. saya membuat blog ini untuk share pengetahuan yang saya petik dari internet dan buku, semoga bermanfaat bagi anda ^^

Jumat, 29 Juli 2011

Candi Brahu

Candi Sewu

Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939.

Cirri-cirinya:
Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.
Candi Brahu merupakan bangunan candi dalam pengertian yang sebenar-nya. Umumnya candi terdiri dari tiga bagian, yakni : kaki candi yaitu bagian bawah, merupakan gambaran kehidupan. Tubuh candi yaitu bagian tengah, sebagai tempat untuk bertobat. Atap atau mahkota candi yaitu bagian atas, sebagai tempat yang suci untuk bersemayam roh. Bagian atap candi Brahu telah runtuh, dduga dulu berbentuk piramidal. Keseluruhan bangunan terbuat dari bata merah dan masih dalam keadaan polos. Bentuk bangunan hampir bujur sangkar, dengan ukuran 18,50 x 20 meter dan tinggi 17,21 meter. Pada keempat sisinya terdapat bagian-bagian yang menjorok keluar yang disebut penampil. Penampil depan nampak lebih panjang dari penampil belakang-nya. Pada sisi barat terdapat bagian yang menjorok ke dalam yang menuju ke bilik candi. Bagian ini merupakan tangga masuk ke bilik candi. Di bilik candi ada bekas altar atau meja sesaji.

Candi Brahu tidak berdiri sendiri, disekitarnya terdapat bangunan candi-candi lain, yaitu candi Gentong, candi Gedong dan candi Tengah. Di antara ketiga candi itu, hanya candi Gentong yang masih terlihat sisa-sisanya, dan terletak di sebelah timur candi Brahu. Di sekitar candi Brahu pernah ditemukan benda-benda kuno, antara lain :
* benda-benda dari emas dan perak.
* 6 buah arca yang bersifat agama Budha.
* piring perak yang bagian bawah bertuliskan kuno.
* 4 lempeng prasati tembaga dari jaman sindhok.

Bangunan candi Brahu diduga bersifat Budhistis, ada dugaan dibangun sejak awal Majapahit, tetapi ada pula yang menduga dari abad XV. Sebagian bangunan telah dikonsolidasi. Ada kepercayaan, bahwa candi Brahu ini pernah digunakan untuk memperabukan/ membakar raja Brawijaya I sampai IV. Namun dalam penelitian belum pernah ditemukan adanya bekas-bekas abu mayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar